INTERPERSONAL
RELATIONSHIP STAGES, THEORIES AND COMMUNICATION
BY
(JOSEPH A DEVITO)
A. RELATIONSHIP
Kata
relationship merupakan kata yang tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, karena
kata tersebut sering dijumpai baik di televisi ataupun dalam kehidupan
sehari-hari yaitu relasi. Relationship adalah
way in which two people, countries behave or deal with each other’s (cara
dimana dua orang, Negara-negara berprilaku atau sepakat satu sama lain). Kata
relationship pada dasarnya hubungan namun dalam bahasa inggris juga terdapat
padanan katanya yaitu connection. Connection orang menyebutyna adalah koneksi
dalam kamus Oxford connection is train, aircraft that takes passanger on the
next stage of their journey kreta api, pesawat yang membawa para penumpang pada
tahap berikutnya dari perjalanan mereka). Atau act of connecting or state or
being connected (tindakan menghubungkan atau
negara atau yang terhubung).
Namun pada makalah ini akan dibahas adalah Relationship.
Hubungan antar manusia sangatlah penting karena ketika
anda kehilangan dari hubungan pada waktu yang panjang maka akan menimbulkan
stress, keraguan diri, dan anda mungkin menemukannya kesulitan untuk memenej
atau mengatur dasar kehidupan anda sehari-hari. Peneliti menunjukan dengan
jelas bahwa sangatlah penting contributor atau penyumbang kebahagiaan, tambahan
uang, pekerjaan, dan kebutuhan sek- hal itu lah yang disebut hubungan yang
akrab/dekat dengan orang lain. (freedman, 1978:laroche & deGrace, 1997;Lu
&Shih, 1997). Pada dasarnya Peneliti
menunjukkan bahwa paling penting dalam sebuah hubungan yaitu saling
menyumbangkan kebagahiaan, berupa uang, pekerjaan dan waktu itulah disebut
dengan hubungan dekat dengan seseorang. Keinginan untuk berhubungan santa
universal, bisa dijalankan oleh pria dengan wanita, homo dengan hetero, dan
juga yang muda dengan yang tua.
Untuk memulai hubungan yang baik, kita periksa dulu hubungan yang telah
dijalani dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang hubungan lakukan untuk
kita. Apa keuntungan dan kerugiannya? Fokus pada hubungan yang umum saja
(pertemanan, romansa, kerluarga, dan pekerjaan). Berikut keuntungan yang
diperoleh dari sebuah hubungan:
1.
Keuntungan utama dalam hubungan yaitu membantu kita untuk
mengurangi kesepian. Membuat kita merasa bahwa ada seseorang yang peduli,
menyukai, melindungi, dan akhirnya mencintai kita.
2.
Melalui kontak dengan orang lain, kita belajar
mempelajari tentang diri kita dan melihat dirikita sendiri dari perspektif yang
berbeda dalam peran yang berbeda juga.
3.
Hubungan antar pribadi menyumbang keceriaan. Tanpa hubungan,
mungkin kita lebih sering merasa depresi dan depresi ini dapat berlanjut
menjadi sakit, tekanan, dan hal lainnya.
4.
Keuntungan lain yang paling umum adalah dapat
memaksimalkan kesenangan dan memilimalisir rasa sedih.
5.
Kontak dengan manusia adalah satu cara paling baik untuk
melindungi dari intelektual, fisik, dan emosional kita.
Namun adapun
kerugian yang mau tak mau kita jalani:
6. Hubungan dekat
menekan kita untuk mengungkapkan diri kita dan mengekspose apa yang mudah
diserang.
7.
Hubungan menambahkan kewajiban kita untuk seseorang.
Mungkin tadinya kita memiliki waktu luang pribadi, sekarang memiliki kewajiban
untuk berbagi waktu bersama orang lain.
8. Hubungan dekat bisa
menuntun kita ke hubungan bebas lainnya. Kita terkadang menyukai seseorang,
namun orang itu tidak sejalan dengan kita.
9. Semakin dekat suatu
hubungan, semakin sulit emosi yang ada dapat dihancurkan.
10. Tentu saja, rekan
kita akan menghancurkan hati kita. Rekan kita bisa menginggalkan kita kapan pun
dan melepaskan luka yang mendalam di hati.
Maka dari itu,
untuk mengimbangi sebuah hubungan dari kerugian yang dihadapi, ada beberapa
langkah dalam sebuah hubungan.
B.
RELATIONSHIP STAGES
Hubungan antar
pribadi juga memiliki aturan dan tahapan agar hubungan itu dapat terbangun
dengan kokoh pada masing-masing indvidu. Devito (1997 : 233) memberikan
gambaran tahapan hubungan melalui “model hubungan lima tahap” yang menguraikan
tahap-tahap penting dalam pengembangan hubungan berikut adalah tahapannya:
1. Contact (hubungan)
Pada tahapan ini
kita mengenal adanya perceptual contact, kita melihat mendengar, membaca
pesan dari seseorang. Kontak ini biasanya dimulai dengan hubungan impersonal
dulu. Dan dengan sendirinya interaksi menjadi terikat dalam komunikasi yang
mempersilahkan itu semua. Tahap contact ini adalah waktu pertama kali
kita melihat seseorang atau yang disebut “first impressions”.
Menurut beberapa
peneliti, selama tahap inilah dalam empat menit pertama interaksi awal kita memutuskan apakah kita ingin melanjutkan
hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik begitu penting,
karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun demikian,
kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan
dinamisme juga terungkap pada tahap ini. Jika kita menyukai
orang ini dan ingin melanjutkan hubungan kita berlanjut ke tahap kedua
2. Involvement (keterlibatan)
Dalam tahap ini,
pengertian sudah sama, sudah terkoneksi, dan mengembang. Keterlibatan seseorang
menjadi penting, dan kita bisa mengetesnya. Misalnya kita bisa membuat banyak
pertanyaan menyangkut tentang rekan kita. Pada tahap ini
keterlibatan tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin mengikatkan diri
kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Jika ini
adalah hubungan yang bersifat romantik (kekasih), mungkin kita melakukan kencan
pada tahap ini. Jika ini merupakan hubungan persahabatan, kita mungkin
melakukan sesuatu yang menjadi minat bersama – pergi ke bioskop atau nonton
konser musik bersama-sama.
3. Intimacy (keakraban)
Dalam tahap ini,
kita berkomitmen dengan diri sendiri dan mengembangkan hubungan di mana rekan
kita menjadi teman dekat atau sahabat dan kekasih. Peran antara keduanya saling
berubah karena adanya komunikasi interpersonal secara intim.
Pada tahap keakraban, kita mengikatkan diri kita lebih jauh pada orang ini. Kita mungkin membina hubungan
primer (primary relationship), dimana orang ini menjadi sahabat baik atau
menjadi kekasih. Komitmen ini dapat mempunyai berbagai bentuk : perkawinan,
membantu orang ini, atau kita mengungkapkan rahasia terbesar kita kepada orang
ini. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja – kadang-kadang hanya
satu, kadang dua, tiga atau empat orang saja. Jarang sekali orang mempunyai
lebih dari empat orang sahabat akrab, kecuali, tentu saja, dalam keluarga.
4. Deterioration (kerusakan)
Hubungan yang
memburuk, terjadi oleh kelemahan dalam ikatan antara teman atau kekasih. Fase
pertama biasanya karena ada ketidakpuasan antar pribadi yang mengakibatkan
keadaan yang menjadi buruk. Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan,
ketika ikatan di antara kedua pihak mulai melemah. Pada tahap perusakan kita
mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang kita kira
sebelumnya. Kita berdua mulai semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yg
dilalui bersama. Kalaupun kita saling bertemu, hanya berdiam diri tak bicara
untuk mengungkapkan diri. Jika tahapan ini berlanjut, kita memasuki tahap
pemutusan.
5. Repair(perbaikan)
Ketika pasangan
merasa keadaan menjadi memburuk, mereka memperbaiki hubungannya. Bagaimana
mereka memecahkan masalah dan mencari solusi terbaik.
6. Dissolution (pemutusan)
Terputusnya
hubungan pada tahap ini saat di mana ikatan antara individu yang hancur. Pada
awalnya keduanya membentuk sebuah interpersonal seperation, yang memisahkan
letak individu. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan
yang mepertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan,
pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan
aktual dapat berupa hidup berpisah. Adakalanya terjadi peredaan; kadang-kadang
ketegangan dan keresahan makin meningkat – saling tuduh, permusuhan, dan
marah-marah terus terjadi. Dalam bentuk materi, inilah tahap ketika harta
kekayaan dibagi dan pasangan suami-isteri saling berebut hak pemeliharaan anak.
Tetapi ini pula saatnya bagi keduanya untuk membina hidup baru.
C. MOVEMENT AMONG THE STAGES
Hubungan tidaklah stati, kita terus berpindah dari satu tahap ke tahap
lainnya yang lebih besar. Dalam perpindahan ini, adanya stage movement, turning
points, dan the relationship license.
1.
stage movement:
padamodel enam tahap diatas menggabarkan jenis-jenis dari pergererakan yang
berlangsung pada Interpersonal Relationship. Dalam model tersebut kita dapat menemukan tiga jenis panah:
·
The
Exit arrows: menunjukkan
bahwa setiap tahap menawarkan kesempatan untuk keluar dari
hubungan.
Setelah berkata “ Hello” kamu dapat juga berkata “Goodbye” dan keluar. Tentunya
kamu dapat mengakhiri bahkan lebih akrab menjalin hubungan.
·
The
vertical arrows: antara tahap yang
mewakili kenyataan bahwa Anda dapat pindah ke yang lain: baik ke tahap
yang lebih intens
atau ke tahap yang kurang intens
·
The
self-reflexive arrows: tanda panah yang dari tingkat yang sama atau tahap - menandakan bahwa hubungan
apapun dapat menjadi stabil pada setiap titik.
Sebagai contoh terus menjaga hubungan akrab pada tingkat keakraban atau
keintiman tanpa memburuk atau akan kembali ke ke
tahap keterlibatan yang kurang intens.
2.
Turning
Point: bergerak melalui berbagai tingkat berlangsung
secara bertahap dan dalam lompatan. Sering kali, anda maju dari satu tahap ke
tahap lain secara bertingkat. selain produk gerakan bertahap ini, ada hubungan
timbal balik (Baxter & Bullis, 1986). Ada beberapa pristiwa hubungan yang
penting yang memiliki konsekkuensi untuk individu-individu dan hubungan dan
mungkin berubah arah lintasan. Contoh, hubungan yang berjalan lamban mungkin mengalami peningkatan
pesat setelah kencan pertama,
ciuman pertama, pertemuan pertama sexsual, atau
pertemuan cemara dengan
pasangan anak
Turning
poin (timbal balik) sering
positive sebagai mana contoh diatas namun ada juga yang negative sebgai contoh
pada pelaksanaan pertamayaitu seorang pasngan yang tidak setia, berbohong
tentang masalalu kecanduan melemah
kemungkinan akan menjadi titik balik
yang signifikan bagi banyak hubungan
romantis.
3.
The relationship license:
ijin untuk memutuskan beberapa hubungan sebagai hasil dari level hubungan anda.
Anda memiliki izin yang paling besar untuk berkata atau melakukan sesuatu hal
yang anda tidak dimiliki pada tingkat contact dan Involvement. Anda bias lebih
leluasa dalam mengembangkan hubungan atau anda bahkan membatasi hubungan. Dalam
beberapa hubungan (relationship) izin adalah timbal balik atau seimbang artinya
setiap orang meiliki izin yang yang sama, namundalam satu sisi tidak seimbang
artinya hanya salah satu yang memiliki izin yang lebih besar, sehingga terjadi
perselingkuhan contohnya, deskriminasi dll.
D.
RELATIONSHIP THEORIES
Ada beberapa
teori yang berkaitan dengan hubungan komunikasi tentang mengapa dan bagaimana
kita harus mengembangkan dan membubarkan hubungan kita.
- Attraction Theory
Teori ini didasari
dari hubungan pada dasar daya tarik seseorang. Banyak orang yang tertarik
dengan orang lain karena beberapa faktor. Faktor tesebut adalah:
-
Similarity: atau
kesamaan. Jika anda membangun/mengkonstruktif pasangan anda berdasarkan kepada
kesamaan prinsip, kemungkinannya pasangan anda akan berpandangan, bertindak dan
berfikir banyak seperti anda(Burleson, Samter, & Lucceti, 1992; Burleson,
kunkel,&Birch, 1994). Dalam bahsa sunda di ungkapkan “sauyunan”atau “ ka
cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak” atau se ia sekata.
Walaupun ada pengecualian, kita umumnya menyukai orang yang
sama dengan kita dalam hal kebangsaan, suku bangsa, kemampuan, karakteristik
fisik, kecerdasan dan – khususnya – sikap dan selera. Makin penting sikap,
makin penting kesamaan, perkawinan antara dua orang yang perbedaan sikapnya
besar, misalnya, lebih mungkin berakhir dengan perceraian ketimbang perkawinan
antara dua orang yang sangat bermiripan.
-
Complementarity :
Walaupun banyak orang berpendapat bahwa “orang-orang yang mempunyai kepentingan
yang sama akan bersatu”, ada pula orang lain yang berpendapat bahwa “kutub yang
berlawanan saling tarik menarik”. Ancangan yang terakhir ini mengikuti prinsip
saling melengkapi (complementarity). Sebagai contoh, misalnya, seseorang yang
sangat dogmatis. Apakah orang ini akan tertarik kepada orang lain yang juga dogmatis
atau ia akan tertarik kepada orang yang tidak dogmatis? Prinsip
kesamaan (similarity) meramalkan bahwa orang ini akan tertarik kepada mereka
yang mirip denganya (artinya, sangat dgomatis). Prinsip komplementaritas
meramalkan bahwa orang ini akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa
dengannya (tidak dogmatis).
-
Proximity: saat kita
melihat keatraktifan seseorang, kita menemukan bahwa seseorang akan berada pada
jarak yang dekat dengan kita. Seseorang dapat dikatakan teman bila memiliki
kesempatan besar untuk berinteaksi dengan orang lain secara dekat. Jika kita
mengamati orang yang menurut kita menarik, mungkin kita menjumpai bahwa mereka
adalah orang-orang yang tinggal atau bekerja dekat kita. Ini
barangkali merupakan satu temuan yang paling sering muncul dari riset tentang
daya tarik antarpribadi. Dalam salah satu telaah yang paling terkenal, Leon
Festinger, Stanley Schachter, dan Kurt Back meneliti persahabatan di kompleks
asrama mahasiswa. Mereka menemukan bahwa perkembangan persahabatan dipengaruhi
oleh jarak antara unit-unit dimana mereka tinggal. Makin berdekatan kamar
mahasiswa, makin besar kesempatan mereka menjadi sahabat. Mahasiswa yang
menjadi sahabat adalah mereka yang mempunyai kesempatan terbesar untuk saling
berinteraksi. Seperti mungkin telah diduga, jarak fisik paling penting pada
tahap-tahap awal interaksi. Sebagai contoh, selama hari-hari pertama kuliah,
kedekatan (proximity), baik dikelas maupun di asrama, sangat penting. Pengeruh
kedekatan ini berkurang dengan meningkatnya peluang untuk berinteraksi dengan
mereka yang berjarak lebih jauh.
-
Reinforcement:
kita tertarik dengan orang yang memberikan kita reward. Seseorang yang dapat
dimintakan pertolongan. Situasi ini menunjukkan bahwa kita mempercayai
seseorang berdasarkan upayanya. Kita menyukai orang yang menghargai atau
mengutkan kita. Penghargaan atau pengukuhan dapat bersifat sosial (misalnya
pujian) atau bersifat material (misalnya, hadiah atau promosi). Tetapi
penghargaan dapat berakibat sebaliknya. Bila berlebihan, penghargaan kehilangan
efektifitasnya dan dapat menimbulkan reaksi negatif. Orang yang terus menerus
memberikan penghargaan kepada kita dengan segera membuat kita waspada, dan pada
kahirnya kita mulai berhati-hati dengan apa yang dikatakannya. Juga,
agar efektif, penghargaan harus tulus dan tidak didasari oleh kepentingan
pribadi.
-
Physical Attractiveness and Personality: menghargai kesukaan seseorang berdasarkan fisik dan
kepribadiannya. Kita mungkin lebih familiar dengan orang yang lebih atraktif
daripada yang tidak atraktif. Bila kita mengatakan “saya merasa orang itu
menarik”, barangkali yang kita maksudkan bahwa orang itu menarik secara fisik
atau kepribadian atau mungkin cara berprilakunya menarik. Kebanyakan dari kita
lebih menyukai orang yang secara fisik menarik ketimbang yang secara fisik
tidak menarik, dan kita lebih menyukai orang yang memiliki kepribadian
menyenangkan ketimbang yang tidak.
Umumnya, kita melekatkan karakteristik-karakterisktik
positif kepada orang yang menurut kita menarik dan karakteristik-karakteristik
negatif kepada orang yang kita anggap tidak menarik. Jika kita diminta untuk
menduga-duga mengenai kualitas yang dimiliki seseorang yang belum kita kenal,
barangkali kita akan mengemukakan kualitas yang positif jika kita merasa bahwa
orang itu menarik, dan karakter negatif jika kita menganggap orang itu tidak
menarik. Sejumlah besar penelitian telah memperkuat dugaan ini. Dalam satu
telaah, misalnya, psikolog-psikolog pria muda yang dilatih menjadi ahli terapi
memberikan sambutan dan dukungan lebih hangat kepada wanita yang menarik
ketimbang kepada wanita yang tidak menarik.
-
Socioeconomic and Educational Status: kepercayaan populer berpendapat bahwa antara pria dan wanita heteroseksual,
laki-laki lebih tertarik
pada fisik seorang wanita dari status sosial ekonomi nya dan memang, penelitian menunjukkan bahwa wanita menggoda di internet dengan menekankan
atribut fisik mereka, di mana laki-laki menekankan status
sosial ekonomi mereka. (Whitty, 2003b). menarik, ada juga laki-laki yang mempertimbngkan status social ekonominya
dalam membuat keputusan hubangan yang romantis,
sedangkan kaum wanita menemukan status social ekonomi yang lebih tinggi itu lebih menarik, pria menemukan justru sebaliknya. pria melaporkan kemungkinan yang lebih besar dari hubungan
romantis dengan seorang wanita yang
lebih rendah dalam status sosial ekonomi daripada
mereka. lanjut, pria menemukan
wanita dengan tingkat pendidikan
yang lebih tinggi kurang menyenangkan dan kurang setia dan sebagai hasilnya melihat kurang likelihood
sampel datanya dari hubungan romantis dengan wanita
tersebut (Greitemeyer, 2007).
-
Reciprocity of liking: timbal
balik dari keinginan, hal ini banyak kita rasakan bhkan dijumpai dari setiap
pengalaman kita. fikiran kita cenderung pada orang yang kita anggap menyukai,
dan kita menghapiri yang kita anggap menyukai kita. Reciprocity of liking
juga mengetahui, timbal-balik dari ketertarikan atau keinginan yang dilihat
daro sebuas baerbagai situasi, anggota kelompok yang mengatakan bahwa
anggota lain tertentu seperti mereka nanti akan mengekspresikan keinginan yang lebih besar untuk anggota ini daripada
lainnya. Bahkan bukti menunjukan bahwa orang suka “likers”
orang-orang yang seperti
orang lain pada umumnya
lebih dari mereka menyukai orang yang tidak mengungkapkan keinginan tersebut
(Eastwick & Finkel, 2009).
E.
RELATIONSHIP RULES THEORY
Kamu bisa mendapatkan sebuah pandangan
yang menarik pada hubungan akrab antar pribadi dengan melihat mereka dalam segi
pengaturan yang mengaturnya (Shimanoff, 1980).
Teori ini
menunjukkan hubungan (pertemanan atau percintaan) yang terjadi bersamaan dengan
kesetiaan pada peraturan tertentu.
-
Friendship Rules:
pertemanan terpelihara karena adanya aturan di dalamnya. Saat aturan itu
diikuti, pertemanan menjadi kuat dan adanya kepuasan antara keduanya. Tapi
ketika aturan itu dihentikan, pertemanan akan mati. Aturan tersebut berupa
berbagi perasaan, kepercayaan, menawarkan bantuan, menunjukkan emosional, dll.
-
Romantic Rules:
peraturan yang ada dalah hubungan percintaan yaitu seperti menyadari adanya
kehidupan di luar hubungan tersebut, percaya, luangkan waktu bersama, terbuka,
dan jangan membandingkan dengn orang lain.
-
Family Rules:
sangat penting untuk mematuhi aturan dalam hubungan keluarga. Kita harus
mengetahui sikap mana yang berupa reward dan mana yang punishment. Kita harus
tahu mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak.
-
Workplace Rules: aturan-aturan yang mengatur hubungan
tempat kerja. Aturan-aturan ini biasa merupakan bagian dari budaya perusahaan.
Salah satu conto para pekerja berseragam sopan, bekrja keras dll.
D.
RELATIONSHIP DIALETICS THEORY
Teori ini mengacu pada seseorang yang terikat dengan hubungan dari
pengalaman internal antara sepasang alasan atau keingin yang mendorong ia dalam
arahan yang sebaliknya. Tensi yang terjadi biasanya melalui
pengalaman-pengalaman yang terjadi di keseharian kita. Tensi antara openness
dan closedness memiliki konflik yang berbeda dan membuat hubungan
terlihat lebih eksklusif karena setiap individu pasti pernah mengalami
pengalaman yang berbeda dari sebuah keinginan. Contoh kamu ingin bekerja pada
musimpanas untuk mendapatkan uang tapi disatu sisi kamu ingin liburan ke Hawai
atau dalam hubungan yang satu ingin exlusive sedangkan yang satu lagi ingin
keterbukaan atau lebih terbuka. Untuk mengatasi hal
tersebut devito memberikan tiga solusi diantaranya adlah:
·
Secara sederhana
kamu dapat menerima ketidak seimbangan sebgai bagian dari kencan atau pacaran
atau sebagai dari komitment dalam hubungan. Artinya satu sama lain harus
menerima kekurangan pasangannya.
·
Secara sederhana
kamu dapat keluar dari hubungan tersebut atau putus. Jika ingin terbebas atau
ingin lebih berkuasa.
·
Seimbangkan kembali
hidupmu: biasa dengan liburan ketempat yang indah, menemui teman lama atau
lburan bersama pasangan, atau juga mencari psangan yang berbeda, hal ini untuk
menyegarkan kembali suasana hubungan.
F.
SOCIAL PENETRATION THEORY
Teori ini ada bukan mengenai mengapa hubungan itu berkembang, tetapi apa yang
terjadi ketika mereka mengembangkan hubungannya. Bisa dijelaskan dengan
hubungan yang setuju dengan “kepribadian” seseorang. Berkembanganya suatu
hubungan tergantung kepada berapa banyak topic antara kamu dan pasangan kamu
diskusikan. Pendalaman sebuah hubungan meliputi derajat yang kamu tembus kepda
keperibadian yang dalam. Lihat gambar di bwah ini:
G.
SOCIAL EXCHANGE THEORY
Teori ini menegaskan kita untuk mengembangkan hubungan yang akan memudahkan
kita untuk memaksimalkan keuntungan kita. Teori ini berdasarkan model ekonomi
pada untung dan rugi. Dapat digambarkan teori ini seperti: profit = reward –
[minus sign] costs.
- Reward segala sesuatu yang akan mendatangkan harga yang menghasilkan. Ada enam tipe Reward dalam sebuah hubungan cinta: money, status, love, information, goods, and services (Baron & Byrne,1984).
- Costs hal yang secara normal mencoba untuk mencegah, dengan mempertimbangkan hal yang tidak disenangi atau sulit. Bekerja berlebihan menonton televise berlebihan dll
- Profit: hasil ketika harga dikurangi upah
H.
EQUITY THEORY
Teori ini menggunakan ide dalam social exchange tadi tetapi berjalan
dalam tahap yang lebih jauh dan menegaskan bahwa kita mengembangkan dan
memelihara hubungan yang rasio pada reward kita relatif pada cost kita dan
kira-kira sama dengan apa yang terjadi dengan rekan kita.contoh
jika dan teman anda memulai bisnis yang mana kamu menyimpan dua prtiga dari
uang dan temanmu menyimpan satupertiga, Equiti (keadilan) akan meminta kamu
memperoleh dua pertigadari keuntungan dan temanmu memperoleh satu pertiga.
Dalam equitable relationship kemudian masing-masing mendapat bagian secara
proporsional.
I.
POLITENESS THEORY
Dalam mengembangkan sebuah hubungan, teori ini menjelaskan bagaimana dua orang
mengemabngakn sebuah hubungan ketika tiap individunya saling respek, saling
berkontribusi, dan mengakui rupa positif dan negatif.
Hubungan akan
terjaga saat pelaturan kesopanan terjaga begitupun juga sebaliknya hubungan
akan menurun atau rusak saat pelaturan kesopan di langgar atau diabaikan. Kesopanan
juga bias disebut dengan ketenangan yang membwa hubungan kearah lebih intim.
J.
RELATIONSHIP COMMUNICATION
Komunikasi merupakan darah yang mengalir dalam sebuah hubungan. Dengn
komunikasi, kita bisa mengembangkan hubungan yang sedang berlangsung. Agar
hubungan itu berlangsung lama kita harus baik, sering berkomunikasi, terbuka,
memberikan “asuransi”, membagi aktivitas, selalu positif, fokus dalam
memperbaiki diri, dan empati. Dengan itu, kita bisa mendekorasi hubungan yang
sedang kita jalani. Untuk mengantisipasi hubungan yang berlangsung itu
tiba-tiba berakhir di tengah jalan, kita haurs: menghancurkan depresi dan
kesendirian, gunakan waktu sebaik mungkin, mendukung self-esteem, buang
hubungan yang tidak nyaman, dan jadilah pribadi yang berhati-hati. Dengan
begitu, hubungan tadi dapat membaiki karena kita sudah mereparasi atau
memperbaiki ke jalan yang benar.
K.
KOMUNIKASI
DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN
Pada
saat ini untuk memelihara hubungan banyak cara hal ini di tandai dengan
kemajuan teknologi khususnya media massa seperti Internet Hp dll.adapun
unsur-unsur yang yang mendukungnya adalah sebgai berikut:
·
Be nice seperti
menjaga kesopanan,riang gembira dan bersahabat
·
Communicate :
menjaga hubungan dengan teguran seperti “How Are you”
·
Be Open :sharing
atau berbagi satu sama lain antara partner
·
Give
assurance:memberikan jaminan terutama rasa kenyaman pada pasangan
·
Share joint
Activities: menghabiskan waktu dengan orang lain missal main bola dll.
L. COMMUNICATING IN DETERIORATING
Komunikasi dalam fase ini meliputi Communication patter
yaitu:
- Withdrawal: pada fase ini ditandai dengan bahsa nonverbal saat komunikasi contohnya menundukan mata atu komunikasi dengan tidak melihatnya
- Decline in self disclosur: dengan cara membatasi diri dengan alasan orang tidak mungkin menerima semua keluhan kita
- Deception hal ini terjadi hubungan yang putus, biasanya ini terjadi satu sama lain berbohong
- Positive and Negative Messages; disatu sisi kita memuji pasangan kita disisi lain kita mengkritiknya
workplace relationship yang menurut devito dong
BalasHapus