Menanti Jawaban
Delima hidupku tumbuh secara
Perlahan
Saat engkau hadir dalam hidupku
Meski aku tau engkau datang
Tanpa perasaan
Iblis manakah yang telah
Meracuni hidupku
Sesampai ku tak menemukan
Penawar kegelisahanku
Aku mulai benci dengan ketololan
Hati ini
Yang selalu bermimpi walau itu
Tak mungkin kudapatkan
Yang ada hanya kerisauan dan
Ketakutan
Yang tak kunjung temukan sebuah
jawaban
Rian Hidayat
Menantimu
Jauh sudah engkau pergi
Menyimpan selaksa peristiwa
Memenjarakan aku dalam sepi
Mengubur semua cerita kita
Sekarang aku merasa
Sekarang aku terluka
Tanpamu aku tak berdaya
Datanglah!
Kemarilah!
Basuh lukaku
Usap air mataku
Dengan cinta dan kasihmu
Rian Hidayat
Sesal
Baru kusadari
Kejanggalan jiwa tentang dirimu
Baru kurasakan
Sepinya hidupku tanpa dirimu
Namun apalah arti
Jika waktu telah cepat berlalu
Membawamu pergi
Untuk takan kembali
Bodohnya diriku
Tak menyentuh rasamu
Kasih dan sayang mu
Kini mengalir dalam darahku
Rian Hidayat
Negriku
Ini negriku
Negri yang bersih
Kebohongan, kelalaian, kerakusan hanyalah
Sebagian bangkai manusia yang
Tak berakal
Negriku alergi di buatnya
Aku yang terkurung usia
Berkaki roda
Sedih..
Benci..
Aku geregat untuk mencakarnya
Sebagian pendekarku
Terjatuh pada lubang yang berbangkai
Keji..
Hina..
Mereka turut menggrogotinya
Serta mengagungkanya
Kemanakah aku harus mengadu
Begitu sempit dunia ini dari
kebenaran
Bangunlah
Bangunlah anaku rubah negri ini
Rubah..dan
Hiasi
Dengan akhlaq mulia
Rian Hidayat
Di bawah lampu ibu kota
Deru mesin-mesin menghibur kesendirianku
Membawa memapahku dalam khayalan
Terundang kudibuatnya
Menaklukan rona kehidupan
Pijakan kaki tanpa alas
Membuatku akrab dengan jalanan
Berlomba
Mencari
Menangkap patamorgana dunia
Sisa mereka yang punya
Lengan tangan jadi bantal guling
Dalam membuang lelahku
Kabut jalan jadi selimut hangat tidurku
Lampu ibu kota jadi penerang malamku
Uang recehan jadi
ganjalan perutku
Tapi….inilah hidupku
Rian Hidayat
Menjelang Kematian
Terbaring kudibalai bambu
Burung hitam bernyannyi
di sekelilingku
takut, risau bersemayam di dadaku
saat nanti aku bertemu
entah amal apa yang bisa
kubanggakan
entah ibadah apa yang bisa
ku tangguhkan
sedang jiwa penuh dengan
lumur kesalahan
aku tak kuasa untuk menahan
saat detik perpisahan akan tiba
harta
keluarga
jabatan
tak dapat mengalahkan
hanya perbuatan yang akan
bertahan
tuhan tolong aku
jangan engkau satukan aku
dengan yang engkau
benci
Rian Hidayat