Kamis, 16 April 2020

Model-model komunikasi : Aristoteles, Lasswell, Shannon dan Weaver, Osgood dan Schramm


  • Model Komunikasi Aristoteles
  • Aristoteles adalah filosof Yunani yang hidup pada abd ke- 3 SM, tokoh paling dini yang mengkaji komunikasi, komunikasi Aristoteles bersifat satu arah yang intinya adalah persuasi (bujukan) model Aristoteles adalah model yang paling klasik atau disebut juga model retoris. Oleh karena itu, model ini merupakan penggambaran dari komunikasi retoris, konumikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka. Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi,

  • Model Komunikasi Lasswell
  • Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan dari batasan ilmu polItik. Model komunikasi Lasswell dapat digambarkan seperti dibawah ini.

  • Model Komunikasi Shannon dan Weaver
  • Model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan Weaver. Model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tidak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa. Model komunikasi Shannon dan Weaver,
  • Model Komunikasi Osgood dan Schramm
    Model proses komunikasi ini terutama berlaku untuk bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi. Dijelaskan bahwa proses komunikasi berjalan secara sirkuler, dimana masing-masing pelaku secara bergantian bertindak sebagai komunikator / sumber dan komunikan/penerima.

    Referensi:
    Prof. Dr. H. Hafied Cangara dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi 2012

Senin, 18 Agustus 2014

INTERPERSONAL RELATIONSHIP STAGES, THEORIES AND COMMUNICTION BY (JOSEPH A DEVITO)



INTERPERSONAL RELATIONSHIP STAGES, THEORIES AND COMMUNICATION
BY (JOSEPH A DEVITO)
A. RELATIONSHIP
            Kata relationship merupakan kata yang tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, karena kata tersebut sering dijumpai baik di televisi ataupun dalam kehidupan sehari-hari yaitu relasi.  Relationship adalah way in which two people, countries behave or deal with each other’s (cara dimana dua orang, Negara-negara berprilaku atau sepakat satu sama lain). Kata relationship pada dasarnya hubungan namun dalam bahasa inggris juga terdapat padanan katanya yaitu connection. Connection orang menyebutyna adalah koneksi dalam kamus Oxford connection is train, aircraft that takes passanger on the next stage of their journey kreta api, pesawat yang membawa para penumpang pada tahap berikutnya dari perjalanan mereka). Atau act of connecting or state or being connected (tindakan menghubungkan atau negara atau yang terhubung). Namun pada makalah ini akan dibahas adalah Relationship.
            Hubungan antar manusia sangatlah penting karena ketika anda kehilangan dari hubungan pada waktu yang panjang maka akan menimbulkan stress, keraguan diri, dan anda mungkin menemukannya kesulitan untuk memenej atau mengatur dasar kehidupan anda sehari-hari. Peneliti menunjukan dengan jelas bahwa sangatlah penting contributor atau penyumbang kebahagiaan, tambahan uang, pekerjaan, dan kebutuhan sek- hal itu lah yang disebut hubungan yang akrab/dekat dengan orang lain. (freedman, 1978:laroche & deGrace, 1997;Lu &Shih, 1997). Pada dasarnya  Peneliti menunjukkan bahwa paling penting dalam sebuah hubungan yaitu saling menyumbangkan kebagahiaan, berupa uang, pekerjaan dan waktu itulah disebut dengan hubungan dekat dengan seseorang. Keinginan untuk berhubungan santa universal, bisa dijalankan oleh pria dengan wanita, homo dengan hetero, dan juga yang muda dengan yang tua.
Untuk memulai hubungan yang baik, kita periksa dulu hubungan yang telah dijalani dengan menanyakan kepada diri sendiri apa yang hubungan lakukan untuk kita. Apa keuntungan dan kerugiannya? Fokus pada hubungan yang umum saja (pertemanan, romansa, kerluarga, dan pekerjaan). Berikut keuntungan yang diperoleh dari sebuah hubungan:
1.       Keuntungan utama dalam hubungan yaitu membantu kita untuk mengurangi kesepian. Membuat kita merasa bahwa ada seseorang yang peduli, menyukai, melindungi, dan akhirnya mencintai kita.
2.       Melalui kontak dengan orang lain, kita belajar mempelajari tentang diri kita dan melihat dirikita sendiri dari perspektif yang berbeda dalam peran yang berbeda juga.
3.       Hubungan antar pribadi menyumbang keceriaan. Tanpa hubungan, mungkin kita lebih sering merasa depresi dan depresi ini dapat berlanjut menjadi sakit, tekanan, dan hal lainnya.
4.       Keuntungan lain yang paling umum adalah dapat memaksimalkan kesenangan dan memilimalisir rasa sedih.
5.       Kontak dengan manusia adalah satu cara paling baik untuk melindungi dari intelektual, fisik, dan emosional kita.
Namun adapun kerugian yang mau tak mau kita jalani:
6.       Hubungan dekat menekan kita untuk mengungkapkan diri kita dan mengekspose apa yang mudah diserang.
7.       Hubungan menambahkan kewajiban kita untuk seseorang. Mungkin tadinya kita memiliki waktu luang pribadi, sekarang memiliki kewajiban untuk berbagi waktu bersama orang lain.
8.       Hubungan dekat bisa menuntun kita ke hubungan bebas lainnya. Kita terkadang menyukai seseorang, namun orang itu tidak sejalan dengan kita.
9.       Semakin dekat suatu hubungan, semakin sulit emosi yang ada dapat dihancurkan.
10.   Tentu saja, rekan kita akan menghancurkan hati kita. Rekan kita bisa menginggalkan kita kapan pun dan melepaskan luka yang mendalam di hati.
Maka dari itu, untuk mengimbangi sebuah hubungan dari kerugian yang dihadapi, ada beberapa langkah dalam sebuah hubungan.
B.     RELATIONSHIP STAGES
Hubungan antar pribadi juga memiliki aturan dan tahapan agar hubungan itu dapat terbangun dengan kokoh pada masing-masing indvidu. Devito (1997 : 233) memberikan gambaran tahapan hubungan melalui “model hubungan lima tahap” yang menguraikan tahap-tahap penting dalam pengembangan hubungan berikut adalah tahapannya:

1.     Contact (hubungan)

Pada tahapan ini kita mengenal adanya perceptual contact, kita melihat mendengar, membaca pesan dari seseorang. Kontak ini biasanya dimulai dengan hubungan impersonal dulu. Dan dengan sendirinya interaksi menjadi terikat dalam komunikasi yang mempersilahkan itu semua. Tahap contact ini adalah waktu pertama kali kita melihat seseorang atau yang disebut “first impressions”.
Menurut beberapa peneliti, selama tahap inilah dalam empat menit pertama interaksi awal  kita memutuskan apakah kita ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap inilah penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik paling terbuka untuk diamati secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan dan dinamisme juga terungkap pada tahap ini. Jika kita menyukai orang ini dan ingin melanjutkan hubungan kita berlanjut ke tahap kedua

2.     Involvement (keterlibatan)

Dalam tahap ini, pengertian sudah sama, sudah terkoneksi, dan mengembang. Keterlibatan seseorang menjadi penting, dan kita bisa mengetesnya. Misalnya kita bisa membuat banyak pertanyaan menyangkut tentang rekan kita. Pada tahap ini keterlibatan tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita ingin mengikatkan diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Jika ini adalah hubungan yang bersifat romantik (kekasih), mungkin kita melakukan kencan pada tahap ini. Jika ini merupakan hubungan persahabatan, kita mungkin melakukan sesuatu yang menjadi minat bersama – pergi ke bioskop atau nonton konser musik bersama-sama.

3.     Intimacy (keakraban)

Dalam tahap ini, kita berkomitmen dengan diri sendiri dan mengembangkan hubungan di mana rekan kita menjadi teman dekat atau sahabat dan kekasih. Peran antara keduanya saling berubah karena adanya komunikasi interpersonal secara intim. Pada tahap keakraban, kita mengikatkan diri kita lebih jauh  pada orang ini. Kita mungkin membina hubungan primer (primary relationship), dimana orang ini menjadi sahabat baik atau menjadi kekasih. Komitmen ini dapat mempunyai berbagai bentuk : perkawinan, membantu orang ini, atau kita mengungkapkan rahasia terbesar kita kepada orang ini. Tahap ini hanya disediakan untuk sedikit orang saja – kadang-kadang hanya satu, kadang dua, tiga atau empat orang saja. Jarang sekali orang mempunyai lebih dari empat orang sahabat akrab, kecuali, tentu saja, dalam keluarga.

4.     Deterioration (kerusakan)

Hubungan yang memburuk, terjadi oleh kelemahan dalam ikatan antara teman atau kekasih. Fase pertama biasanya karena ada ketidakpuasan antar pribadi yang mengakibatkan keadaan yang menjadi buruk. Dua tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan di antara kedua pihak mulai melemah. Pada tahap perusakan kita mulai merasa bahwa hubungan ini mungkin tidaklah sepenting yang kita kira sebelumnya. Kita berdua mulai semakin jauh, makin sedikit waktu senggang yg dilalui bersama. Kalaupun kita saling bertemu, hanya berdiam diri tak bicara untuk mengungkapkan diri. Jika tahapan ini berlanjut, kita memasuki tahap pemutusan.

5.     Repair(perbaikan)

Ketika pasangan merasa keadaan menjadi memburuk, mereka memperbaiki hubungannya. Bagaimana mereka memecahkan masalah dan mencari solusi terbaik.

6.     Dissolution (pemutusan)

Terputusnya hubungan pada tahap ini saat di mana ikatan antara individu yang hancur. Pada awalnya keduanya membentuk sebuah interpersonal seperation, yang memisahkan letak individu. Tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mepertalikan kedua pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan, pemutusan hubungan dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan aktual dapat berupa hidup berpisah. Adakalanya terjadi peredaan; kadang-kadang ketegangan dan keresahan makin meningkat – saling tuduh, permusuhan, dan marah-marah terus terjadi. Dalam bentuk materi, inilah tahap ketika harta kekayaan dibagi dan pasangan suami-isteri saling berebut hak pemeliharaan anak. Tetapi ini pula saatnya bagi keduanya untuk membina hidup baru.

C. MOVEMENT AMONG THE STAGES

Hubungan tidaklah stati, kita terus berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya yang lebih besar. Dalam perpindahan ini, adanya stage movement, turning points, dan the relationship license.
1.      stage movement: padamodel enam tahap diatas menggabarkan jenis-jenis dari pergererakan yang berlangsung pada Interpersonal Relationship. Dalam model tersebut  kita dapat menemukan tiga jenis panah:
·           The Exit arrows: menunjukkan bahwa setiap tahap menawarkan kesempatan untuk keluar dari hubungan. Setelah berkata “ Hello” kamu dapat juga berkata “Goodbye” dan keluar. Tentunya kamu dapat mengakhiri bahkan lebih akrab menjalin hubungan.
·           The vertical arrows: antara tahap yang mewakili kenyataan bahwa Anda dapat pindah ke yang lain: baik ke tahap yang lebih intens atau ke tahap yang kurang intens
·           The self-reflexive arrows: tanda panah yang dari tingkat yang sama atau tahap - menandakan bahwa hubungan apapun dapat menjadi stabil pada setiap titik. Sebagai contoh terus menjaga hubungan akrab pada tingkat keakraban atau keintiman tanpa memburuk atau akan kembali ke ke tahap keterlibatan yang kurang intens.
2.     Turning Point: bergerak melalui berbagai tingkat berlangsung secara bertahap dan dalam lompatan. Sering kali, anda maju dari satu tahap ke tahap lain secara bertingkat. selain produk gerakan bertahap ini, ada hubungan timbal balik (Baxter & Bullis, 1986). Ada beberapa pristiwa hubungan yang penting yang memiliki konsekkuensi untuk individu-individu dan hubungan dan mungkin berubah arah lintasan. Contoh, hubungan yang berjalan lamban mungkin mengalami peningkatan pesat setelah kencan pertama, ciuman pertama, pertemuan pertama sexsual, atau pertemuan cemara dengan pasangan anak
Turning poin (timbal balik) sering positive sebagai mana contoh diatas namun ada juga yang negative sebgai contoh pada pelaksanaan pertamayaitu seorang pasngan yang tidak setia, berbohong tentang masalalu kecanduan melemah kemungkinan akan menjadi titik balik yang signifikan bagi banyak hubungan romantis.
3.     The relationship license: ijin untuk memutuskan beberapa hubungan sebagai hasil dari level hubungan anda. Anda memiliki izin yang paling besar untuk berkata atau melakukan sesuatu hal yang anda tidak dimiliki pada tingkat contact dan Involvement. Anda bias lebih leluasa dalam mengembangkan hubungan atau anda bahkan membatasi hubungan. Dalam beberapa hubungan (relationship) izin adalah timbal balik atau seimbang artinya setiap orang meiliki izin yang yang sama, namundalam satu sisi tidak seimbang artinya hanya salah satu yang memiliki izin yang lebih besar, sehingga terjadi perselingkuhan contohnya, deskriminasi dll.
D.     RELATIONSHIP THEORIES
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan hubungan komunikasi tentang mengapa dan bagaimana kita harus mengembangkan dan membubarkan hubungan kita.
  1. Attraction Theory
Teori ini didasari dari hubungan pada dasar daya tarik seseorang. Banyak orang yang tertarik dengan orang lain karena beberapa faktor. Faktor tesebut adalah:
-          Similarity: atau kesamaan. Jika anda membangun/mengkonstruktif pasangan anda berdasarkan kepada kesamaan prinsip, kemungkinannya pasangan anda akan berpandangan, bertindak dan berfikir banyak seperti anda(Burleson, Samter, & Lucceti, 1992; Burleson, kunkel,&Birch, 1994). Dalam bahsa sunda di ungkapkan “sauyunan”atau “ ka cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak” atau se ia sekata.
Walaupun ada pengecualian, kita umumnya menyukai orang yang sama dengan kita dalam hal kebangsaan, suku bangsa, kemampuan, karakteristik fisik, kecerdasan dan – khususnya – sikap dan selera. Makin penting sikap, makin penting kesamaan, perkawinan antara dua orang yang perbedaan sikapnya besar, misalnya, lebih mungkin berakhir dengan perceraian ketimbang perkawinan antara dua orang yang sangat bermiripan.
-          Complementarity : Walaupun banyak orang berpendapat bahwa “orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama akan bersatu”, ada pula orang lain yang berpendapat bahwa “kutub yang berlawanan saling tarik menarik”. Ancangan yang terakhir ini mengikuti prinsip saling melengkapi (complementarity). Sebagai contoh, misalnya, seseorang yang sangat dogmatis. Apakah orang ini akan tertarik kepada orang lain yang juga dogmatis atau ia akan tertarik kepada orang yang tidak dogmatis? Prinsip kesamaan (similarity) meramalkan bahwa orang ini akan tertarik kepada mereka yang mirip denganya (artinya, sangat dgomatis). Prinsip komplementaritas meramalkan bahwa orang ini akan tertarik kepada mereka yang tidak serupa dengannya (tidak dogmatis).
-          Proximity: saat kita melihat keatraktifan seseorang, kita menemukan bahwa seseorang akan berada pada jarak yang dekat dengan kita. Seseorang dapat dikatakan teman bila memiliki kesempatan besar untuk berinteaksi dengan orang lain secara dekat. Jika kita mengamati orang yang menurut kita menarik, mungkin kita menjumpai bahwa mereka adalah orang-orang yang tinggal atau bekerja dekat kita. Ini barangkali merupakan satu temuan yang paling sering muncul dari riset tentang daya tarik antarpribadi. Dalam salah satu telaah yang paling terkenal, Leon Festinger, Stanley Schachter, dan Kurt Back meneliti persahabatan di kompleks asrama mahasiswa. Mereka menemukan bahwa perkembangan persahabatan dipengaruhi oleh jarak antara unit-unit dimana mereka tinggal. Makin berdekatan kamar mahasiswa, makin besar kesempatan mereka menjadi sahabat. Mahasiswa yang menjadi sahabat adalah mereka yang mempunyai kesempatan terbesar untuk saling berinteraksi. Seperti mungkin telah diduga, jarak fisik paling penting pada tahap-tahap awal interaksi. Sebagai contoh, selama hari-hari pertama kuliah, kedekatan (proximity), baik dikelas maupun di asrama, sangat penting. Pengeruh kedekatan ini berkurang dengan meningkatnya peluang untuk berinteraksi dengan mereka yang berjarak lebih jauh.
-          Reinforcement: kita tertarik dengan orang yang memberikan kita reward. Seseorang yang dapat dimintakan pertolongan. Situasi ini menunjukkan bahwa kita mempercayai seseorang berdasarkan upayanya. Kita menyukai orang yang menghargai atau mengutkan kita. Penghargaan atau pengukuhan dapat bersifat sosial (misalnya pujian) atau bersifat material (misalnya, hadiah atau promosi). Tetapi penghargaan dapat berakibat sebaliknya. Bila berlebihan, penghargaan kehilangan efektifitasnya dan dapat menimbulkan reaksi negatif. Orang yang terus menerus memberikan penghargaan kepada kita dengan segera membuat kita waspada, dan pada kahirnya kita mulai berhati-hati dengan apa yang dikatakannya. Juga, agar efektif, penghargaan harus tulus dan tidak didasari oleh kepentingan pribadi.
-          Physical Attractiveness and Personality: menghargai kesukaan seseorang berdasarkan fisik dan kepribadiannya. Kita mungkin lebih familiar dengan orang yang lebih atraktif daripada yang tidak atraktif. Bila kita mengatakan “saya merasa orang itu menarik”, barangkali yang kita maksudkan bahwa orang itu menarik secara fisik atau kepribadian atau mungkin cara berprilakunya menarik. Kebanyakan dari kita lebih menyukai orang yang secara fisik menarik ketimbang yang secara fisik tidak menarik, dan kita lebih menyukai orang yang memiliki kepribadian menyenangkan ketimbang yang tidak.
Umumnya, kita melekatkan karakteristik-karakterisktik positif kepada orang yang menurut kita menarik dan karakteristik-karakteristik negatif kepada orang yang kita anggap tidak menarik. Jika kita diminta untuk menduga-duga mengenai kualitas yang dimiliki seseorang yang belum kita kenal, barangkali kita akan mengemukakan kualitas yang positif jika kita merasa bahwa orang itu menarik, dan karakter negatif jika kita menganggap orang itu tidak menarik. Sejumlah besar penelitian telah memperkuat dugaan ini. Dalam satu telaah, misalnya, psikolog-psikolog pria muda yang dilatih menjadi ahli terapi memberikan sambutan dan dukungan lebih hangat kepada wanita yang menarik ketimbang kepada wanita yang tidak menarik.
-          Socioeconomic and Educational Status: kepercayaan populer berpendapat bahwa antara pria dan wanita heteroseksual, laki-laki lebih  tertarik pada fisik seorang wanita dari             status sosial ekonomi nya dan memang, penelitian menunjukkan bahwa wanita menggoda di internet dengan menekankan atribut fisik mereka, di mana laki-laki menekankan status             sosial ekonomi mereka. (Whitty, 2003b). menarik, ada juga laki-laki yang       mempertimbngkan status social ekonominya dalam membuat keputusan hubangan yang    romantis, sedangkan kaum wanita menemukan status social ekonomi yang lebih tinggi itu lebih menarik, pria menemukan justru sebaliknya. pria melaporkan kemungkinan yang     lebih besar dari hubungan romantis dengan seorang wanita yang lebih rendah dalam    status sosial ekonomi daripada mereka.  lanjut, pria menemukan wanita dengan tingkat         pendidikan yang lebih tinggi kurang menyenangkan dan kurang setia dan sebagai         hasilnya melihat kurang likelihood sampel datanya dari hubungan romantis dengan             wanita tersebut (Greitemeyer, 2007).
-          Reciprocity of liking: timbal balik dari keinginan, hal ini banyak kita rasakan bhkan dijumpai dari setiap pengalaman kita. fikiran kita cenderung pada orang yang kita anggap menyukai, dan kita menghapiri yang kita anggap menyukai kita. Reciprocity of liking juga mengetahui, timbal-balik dari ketertarikan atau keinginan yang dilihat daro sebuas baerbagai situasi, anggota kelompok yang mengatakan bahwa anggota lain tertentu seperti mereka nanti akan mengekspresikan keinginan yang lebih besar untuk anggota ini daripada lainnya. Bahkan bukti menunjukan bahwa orang suka “likers” orang-orang yang seperti orang lain pada umumnya lebih dari mereka menyukai orang yang tidak mengungkapkan keinginan tersebut (Eastwick & Finkel, 2009).

 
E.     RELATIONSHIP RULES THEORY
Kamu bisa mendapatkan sebuah pandangan yang menarik pada hubungan akrab antar pribadi dengan melihat mereka dalam segi pengaturan yang mengaturnya (Shimanoff, 1980).  Teori ini menunjukkan hubungan (pertemanan atau percintaan) yang terjadi bersamaan dengan kesetiaan pada peraturan tertentu.
-          Friendship Rules: pertemanan terpelihara karena adanya aturan di dalamnya. Saat aturan itu diikuti, pertemanan menjadi kuat dan adanya kepuasan antara keduanya. Tapi ketika aturan itu dihentikan, pertemanan akan mati. Aturan tersebut berupa berbagi perasaan, kepercayaan, menawarkan bantuan, menunjukkan emosional, dll.
-          Romantic Rules: peraturan yang ada dalah hubungan percintaan yaitu seperti menyadari adanya kehidupan di luar hubungan tersebut, percaya, luangkan waktu bersama, terbuka, dan jangan membandingkan dengn orang lain.
-          Family Rules: sangat penting untuk mematuhi aturan dalam hubungan keluarga. Kita harus mengetahui sikap mana yang berupa reward dan mana yang punishment. Kita harus tahu mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak.
-          Workplace Rules: aturan-aturan yang mengatur hubungan tempat kerja. Aturan-aturan ini biasa merupakan bagian dari budaya perusahaan. Salah satu conto para pekerja berseragam sopan, bekrja keras dll.
D.    RELATIONSHIP DIALETICS THEORY
Teori ini mengacu pada seseorang yang terikat dengan hubungan dari pengalaman internal antara sepasang alasan atau keingin yang mendorong ia dalam arahan yang sebaliknya. Tensi yang terjadi biasanya melalui pengalaman-pengalaman yang terjadi di keseharian kita. Tensi antara openness dan closedness memiliki konflik yang berbeda dan membuat hubungan terlihat lebih eksklusif karena setiap individu pasti pernah mengalami pengalaman yang berbeda dari sebuah keinginan. Contoh kamu ingin bekerja pada musimpanas untuk mendapatkan uang tapi disatu sisi kamu ingin liburan ke Hawai atau dalam hubungan yang satu ingin exlusive sedangkan yang satu lagi ingin keterbukaan atau lebih terbuka. Untuk mengatasi hal tersebut devito memberikan tiga solusi diantaranya adlah:
·         Secara sederhana kamu dapat menerima ketidak seimbangan sebgai bagian dari kencan atau pacaran atau sebagai dari komitment dalam hubungan. Artinya satu sama lain harus menerima kekurangan pasangannya.
·         Secara sederhana kamu dapat keluar dari hubungan tersebut atau putus. Jika ingin terbebas atau ingin lebih berkuasa.
·         Seimbangkan kembali hidupmu: biasa dengan liburan ketempat yang indah, menemui teman lama atau lburan bersama pasangan, atau juga mencari psangan yang berbeda, hal ini untuk menyegarkan kembali suasana hubungan.

F.     SOCIAL PENETRATION THEORY
                Teori ini ada bukan mengenai mengapa hubungan itu berkembang, tetapi apa yang terjadi ketika mereka mengembangkan hubungannya. Bisa dijelaskan dengan hubungan yang setuju dengan “kepribadian” seseorang. Berkembanganya suatu hubungan tergantung kepada berapa banyak topic antara kamu dan pasangan kamu diskusikan. Pendalaman sebuah hubungan meliputi derajat yang kamu tembus kepda keperibadian yang dalam. Lihat gambar di bwah ini:



 
G.      SOCIAL EXCHANGE THEORY
                Teori ini menegaskan kita untuk mengembangkan hubungan yang akan memudahkan kita untuk memaksimalkan keuntungan kita. Teori ini berdasarkan model ekonomi pada untung dan rugi. Dapat digambarkan teori ini seperti: profit = reward – [minus sign] costs.
  • Reward segala sesuatu yang akan mendatangkan harga yang menghasilkan. Ada enam tipe Reward dalam sebuah hubungan cinta: money, status, love, information, goods, and services (Baron & Byrne,1984).
  • Costs hal yang secara normal mencoba untuk mencegah, dengan mempertimbangkan hal yang tidak disenangi atau sulit. Bekerja berlebihan menonton televise berlebihan dll
  • Profit: hasil ketika harga dikurangi upah



H.    EQUITY THEORY
                Teori ini menggunakan ide dalam social exchange tadi tetapi berjalan dalam tahap yang lebih jauh dan menegaskan bahwa kita mengembangkan dan memelihara hubungan yang rasio pada reward kita relatif pada cost kita dan kira-kira sama dengan apa yang terjadi dengan rekan kita.contoh jika dan teman anda memulai bisnis yang mana kamu menyimpan dua prtiga dari uang dan temanmu menyimpan satupertiga, Equiti (keadilan) akan meminta kamu memperoleh dua pertigadari keuntungan dan temanmu memperoleh satu pertiga. Dalam equitable relationship kemudian masing-masing mendapat bagian secara proporsional.
I.    POLITENESS THEORY
                Dalam mengembangkan sebuah hubungan, teori ini menjelaskan bagaimana dua orang mengemabngakn sebuah hubungan ketika tiap individunya saling respek, saling berkontribusi, dan mengakui rupa positif dan negatif.
Hubungan akan terjaga saat pelaturan kesopanan terjaga begitupun juga sebaliknya hubungan akan menurun atau rusak saat pelaturan kesopan di langgar atau diabaikan. Kesopanan juga bias disebut dengan ketenangan yang membwa hubungan kearah lebih intim.
J.       RELATIONSHIP COMMUNICATION
Komunikasi merupakan darah yang mengalir dalam sebuah hubungan. Dengn komunikasi, kita bisa mengembangkan hubungan yang sedang berlangsung. Agar hubungan itu berlangsung lama kita harus baik, sering berkomunikasi, terbuka, memberikan “asuransi”, membagi aktivitas, selalu positif, fokus dalam memperbaiki diri, dan empati. Dengan itu, kita bisa mendekorasi hubungan yang sedang kita jalani. Untuk mengantisipasi hubungan yang berlangsung itu tiba-tiba berakhir di tengah jalan, kita haurs: menghancurkan depresi dan kesendirian, gunakan waktu sebaik mungkin, mendukung self-esteem, buang hubungan yang tidak nyaman, dan jadilah pribadi yang berhati-hati. Dengan begitu, hubungan tadi dapat membaiki karena kita sudah mereparasi atau memperbaiki ke jalan yang benar.
K.      KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN HUBUNGAN
Pada saat ini untuk memelihara hubungan banyak cara hal ini di tandai dengan kemajuan teknologi khususnya media massa seperti Internet Hp dll.adapun unsur-unsur yang yang mendukungnya adalah sebgai berikut:
·         Be nice seperti menjaga kesopanan,riang gembira dan bersahabat
·         Communicate : menjaga hubungan dengan teguran seperti “How Are you”
·         Be Open :sharing atau berbagi satu sama lain antara partner
·         Give assurance:memberikan jaminan terutama rasa kenyaman pada pasangan
·         Share joint Activities: menghabiskan waktu dengan orang lain missal main bola dll.
L.  COMMUNICATING IN DETERIORATING
Komunikasi dalam fase ini meliputi Communication patter yaitu:
  • Withdrawal: pada fase ini ditandai dengan bahsa nonverbal saat komunikasi contohnya menundukan mata atu komunikasi dengan tidak melihatnya
  • Decline in self disclosur: dengan cara membatasi diri dengan alasan orang tidak mungkin menerima semua keluhan kita
  • Deception hal ini terjadi hubungan yang putus, biasanya ini terjadi satu sama lain berbohong
  • Positive and Negative Messages; disatu sisi kita memuji pasangan kita disisi lain kita mengkritiknya